Sabtu, 04 September 2010

untukmu

-UNTUKMU-

By : rayon de lune

Pagi itu awan awan mendung menyelimiti kota Jakarta yang sudah sibuk sejakmatahari terbit. Pagi itu adalah hari senin, hari yang sibuk untuk semua orang termasuk anak sekolahan seperti Dian dan Mira yang tidak lain adalah sahabat sejak lahir. Mereka ditakdirkan tinggal dalam komplek yang sama dan rumah merekapun berdekatan.
“Mira…… ayo berengkat” teriak Dian dari gerbag rumah Mira.
“Iya Yan bentar. Ma, mira berangkat dulu” kata Mira sambil mencium tangan mamanya.
“Ayo berangkat” ajak Dian.
“Yuk” sahut Mira.
Sambil berjalan menuju SMA BINTANG yang tidak begitu jauh dari rumah mereka, Dian menceritakan sesuatu pada Mira.
“Ra, tadi malem aku bermimpi ketemu sama pangeran yang cakep banget, dai pakai baju putih, terus orangnya tinggi, dan……….. dia juga mengucapkan kata-kata yang indah buat aku. Dia bilang “I Love You” gitu Ra. Ya ampun cakep banget” kata Dian panjang.
“Wah kayaknya sebentar lagi kamu bakalan dapet cowox tu Yan. Nanti kalau udah dapet cowok, kamu traktir aku ya…..” jawab Mira.
“Ye…… kamu ini. Baru aja mimpi, memangnya bisa terwujud?” kata Dian.
“Ya… mungkin aja”
Tak terasa mereka sudah sampai disekolah. Dan mereka berdua berjalan menuju kelas. Namun sampai didepan perpustakaan, Dian tiba-tiba masuk dan langsung menghilan dirak-rak yang menyimpan buku. Maklum Dian suka baca buku.
“Dian…….. eh mau kemana?” tanya Mira.
“Sstt…. aku mau baca buku dulu” jawab Dian.
“Inikan masih pagi, nanti aja kalau udah istirahat” kata Mira. Namun Dian tidak menjawabnya, “Ya udah aku kelas dulu” sambung Mira. Dan ditengah jalan dia bertemu denan cowox yang belum dikenalnya. Namun Mira memandang cowok itu dengan tatapan penuh arti. Namun dia segera mengalihkan pandangannya karena dia sudah sampai dikelas.
Selang 10 menit Dian datang.
“Lama banget?” tanya Mira.
“Ah…. biasa dari pada dikelas, mending diperpustakaan nungguin bel” jawab Dian.
Teeeet………teetttt……
“Tu kan” kata Dian.
Hari itu pelajaran pertama adalah Matematika, dan saat itu Pak Heru guru matematika datang bersama Kepala Sekolah.
“Anak-anak, bapak akan memperkenalkan teman baru kalian yang mulai saat ini akan belajar bersama kalian. Ayo masuk nak!” kata Kepala Sekolah sambil menyuruh anak itu masuk. Dan ketika masuk Mira dan Dian terkejut bersamaan.
“Ayo nak pekenalakan diri kamu!” perintah Pak Heru.
“nama saya Ananda Rizal Pradana, biasa dipanggil Rizal dan saya adalah murid pindahan dari SMA 2 BANDUNG. Terima kasih” kata cowok itu.
“Nah sekarang silahkan bergabung dengan teman-teman kamu, Bapak tinggal dulu” kata Kepala Sekolah.
“Terima kasih pak” kata Rizal.
Diakan cowok yang aku lihat tadi pagi, Mira menggumam dalam hati sambil memperhatikan cowok itu. Sementara itu Dian histeris sambil berkata “Ya ampun Ra, jodoh nggak kemana” katanya.
“Maksudmu?” tanya Mira binggung.
“Itu si Rizal. Dia itu pangeran dalam mimpi aku yang aku certain sama kamu tadi pagi. Cowok yang cakep banget” kata Dian.
“Jadi itu pangeranmu?” tanya Mira.
“Iya….. cakep ya ra?” kata Dian.
Mira hanya tersenyum untuk sahabatnya itu. Karena Mira juga merasa ada perasaan suka sama Rizal. Tapi dia tak mungkin mengatakannya.
Setelah pelajaran disekolah usai dua sahabat ini pulang dengan jalan kaki. Dan ditengah jalan jalan mereka bertemu dengan Rizal. Dan merekapun mendekatinya.
“Rizal…..” panggil mereka.
“Eh, kalian sedang apa disini? Ini Mira sama Dian kan?” kata Rizal sambil menunjuk mereka berdua.
“Kamu tahu?” tanya Dian.
“Iya, kaliankan temen satu kelasku. Masak aku nggak tau” jawab Rizal.
Mira menatap wajah Dian yang tersipu malu saat melihat rizal. Disisi ini dia senang karena bisa melihat sahabatnya tersenyum, namun dissi lain dia begitu kecewa karena Rizal adalah pangeran dalam mimpi Dian.
“Rumah kalian mana?” tanya Rizal.
“Ehm, ini digang ini. Rumah aku pagar biru dan rumah Dian pagar pink itu” kata Mira sambil menunjuk rumah diujung jalan.
“Oh…. kalau rumah aku gang sebelah. Kapan-kapan main ya!” kata Rizal sambil melambaikan tangan pada keduanya.
“Iya….” jawab mereka.
Hari demi haripun berlalu. Tak terasa pula mereka menjadi lebih dekat. Dan ternyata Rizal, pangeran impian Dian selama ini justru trtarik pada Mira. Begitu juga sebaliknya, perasaan Mira ke Rizal tak dapat dihilangkan.
Hingga pada suatu hari……
“Yan, aku mau ngomong sesuatu nie ma kamu” kata Rizal ketika mereka bertemu dikantin.
“Mau ngomong apa? Duduk sini Zal!” kata Dian sedikit deg-degan.
“Gini, aku sebenarnya mau jujur sama kamu, kalau sebnarnya, aku ini….hmmm, suka sama Mira” kat Rizal.
“Mira?” tanya Dian sedikit kaget dan kecewa juga.
“Iya Mira. Aku suka sama dia sejak pertama ketemu dia. Tapi, aku nggak berani ngomong sama dia. Dan aku cerita begini ke kamu, karena aku pengen kamu bantuin aku! Kamu mau kan?” tanya Rizal.
“Ehm… iya aku bantu”
Betapa sedih dan kecewa hati Dian, karena dia tahu bahwa pangeran impiannya itu malah menyukai sahabatnya sendiri. Mira. Namun, diapun sudah berjanji pada Rizal akan membantunya. Yang namanya janji pastilah harus ditepati. Walau sebenarnya hati dian sangat tidak mau melakukannya. Dan dia tetep harus melakukannya.
“Ra, nanti malam aku nginep dirumah kamu ya?” tanya Dian.
“Emang kenapa Yan? Mama Papa kamu mau pergi ya?” kata Mira.
“Enggak Mir. Cuma kange aja ama kamu” jawab Dian.
“Kitakan tiap hari ketemu, masak kangen?” goda Mira.
Dian hanya tersenyum kecil. Mira yang sudah lama berteman dengan Dian menangkap raut wajahnya yang tak biasa. Mira bertanya dalam hati, ada apa dengan sahabatnya itu?
Malam itu Dian sudah mengetuk pintu rumah Mira dan yang membuka pintu adalah mamanya Mira.
“Eh, Dian… masuk sini, Mira ada diatas” kata mama Mira.
“Iya Tante. Tante mau kemana sudah rapi?” tanya Dian.
“Tante sama Om mau ngehadirin resepsi pernikahan rekan kerja tante. Jadi tante tinggal dulu ya… untung malam minggu ini Mira ada yang nemenin. Tante berangkat dulu ya” pamit mama mira yang sudah ditunggu papa Mira di mobil.
“Iya tante”
Tok……tok…..tok…..
“Masuk Yan” kata suara didalam kamar.
“kok tau aku yang dating Mir?” tanya Dian sambil senyum.
“Tahu donk” kata Mira. “Sini duduk” lanjutnya sambil menarik tangan Dian.
“Ra, aku mau tanya soal Rizal. Menurut kamu dia gimana?” tanya Dian dengan muka serius.
“Gimana apanya?” jawab Mira agak terkejut.
“Ya orangnya gimana?” desak Dian.
“Baik kok, kata kamu dia cekep, ya sama aja kayak pendapat kamu” kata Mira.
“Kamu suka sama dia?” tanya Dian.
“Heh? Kok kamu nanya gitu sih Yan? Eh udah makan Yan? Aku ambilin dulu ya?” kata Mira cepat-cepat keluar kamar.
Mengetahui sikap Mira yang tiba-tiba gugup itu, Dian mengira bahwa Mira suka sama Rizal. Sambil menungguMira kembali, Dian melihat-lihat meja disamping tempat tidur Mira. Disana Dian menemukan diary berwarna pink, sesuatu yang janggal pun terpikir. Dan Dian akhirnya mengambil diary itu dan membaca halaman terakhir yang terdapat tulisannya………..
“ 6 Februari 2010
Diary….. aku menyukai seseorang yang disukai oleh temanku, bahkan sahabatku. Namanya Dian. Aku menyukai Rizal, Ananda Rizal Pradana. Aku suka dia. Tapi Dian juga. Aku tak mungkin menghancurkan mimpi dari sahabatku sendiri. TAK MUNGKIN!”
Dian tersentak, dan cepat-cepat menutup diary itu karena langkah kaiki Mira sudah terdengar.
“Makan dulu Yan!” kata Mira.
“Iya” jawab Dian.
Setelah selesai makan, mereka hanya bermain game dilaptop, dan setelah itu tidur. Saat Mira terlelap, Dian terbangun dan berkata “Aku akan nyatuin kamu sama Rizal Ra, aku janji” sambil mengelus kepala Mira.
Hari senin tiba lagi dan saat itu Mira duduk sendiri tanpa ditemani Dian, karena sahabatnya itu sedang sakit. Dan Mira berencana pulang sekolah akan menjenguknya. Saat pulang sekolah tiba. Dan Rizal pun ingin ikut menjenguk.
“Ra aku ikut jenguk Dian ya?” tanya Rizal.
“Iya, boleh kok Zal” kata Mira.
Dalam perjalanan mereka berdua hanya diam. Dan akhirnya sampai dirumah Dian. Tok…..tok…..tok……
“Dian ada tante” tanya Mira.
“Ada, silahkan masuk. Dian diatas” kata mama Dian. Dan mereka berduapun langsung masuk ke kamar Dian. Tapi ternyata sampai di kamar Dian suasana berubah, ruangan menjadi gelap dan akhirnya Dian muncul setelah menyalakan lampu.
“Dian? Kok kamu turun dari tempat tidur sih? Apa jangan-jangan kamu tu nggak sakit?” tanya Mira.
“Aku emang sakit. Aku sakit kalau aku harus merebut Rizal dari kamu, aku sakit kalau kalian nggak bersatu” kata Dian.
“Maksud kamu apa Yan” tanya Mira.
“Aku udah tahu Ra, kamu suka sama Rizal kan? Dan nyatanya Rizal juga suka sama kamu. Dan kalau smpai aku memisahkan kalian aku berdosa” kata Dian. “dan aku akan sembuh, kalau kalian bisa bersama, kamu mau kan Ra?” sambung Dian.
Lalu Dian menyatukan tangan Rizal dan Mira. Dian pun tersenyum dan Mira langsung memeluk Dian.
“Makasih ya Yan, kamu udah berkorban banyak buat aku?” kata Mira yang berlinang air mata.
“Iya. Kerena Rizal untuk kamu”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar